
Tetapi pada
zaman sekarang ini masih adakah muslimah yang berjiwa kental seperti Sayyidatina
Aisyah atau Ummu Habibah, mutiara Islam yang lahir dari tapak berlumpur darah
yang tercatat dalam sejarah agung Islam? Apakah mutiara itu hanya bersinar
pada zaman tersebut, bukan pada zaman sekarang?
Fenomena Muslimah Hari Ini
Pada zaman
sekarang, kita telah kehilangan mutiara Islam terbesar, bahkan lebih besar dari
pada kepergian seorang ulama, karena tangan wanita mampu menggoncang dunia,
hingga hilanglah mutiara Islam dan lahirlah kaca yang telah pudar kilauannya.
Adakalanya keterlaluan dalam satu perkara tetapi mengabaikan perkara yang lain.
Melaksanakan ketaatan kepada suami tetapi gagal dalam hubungan kekeluargaan.
Melaksanakan ketaatan kepada keluarga tetapi gagal dalam membina rumah tangga.
Menjaga hubungan dengan orang lain tetapi melalaikan tuntutan istiqomah dalam
menambah ilmu pengetahuan. Berikrar ingin menegakkan daulah tapi gagal
menyelesaikan masalah sendiri, lantas hidup dalam dunia angan-angan, menjadikan
afdhalunnisa’ sebagai impiannya tetapi hanya eksternal saja.

Padahal Islam tidak
pernah sedikitpun memerintahkan umatnya seperti itu, bahkan Islam tidak pernah
bersikap diskriminasi dalam menghukum dan menjelaskan suatu hukum, tapi kitalah
yang mendiskriminasikannya.
Firman Allah
Swt. dalam Al-Baqarah ayat 85 “Apakah kamu beriman dengan sebagian kitab
dan ingkar dengan sebagian yang lain?”. Itulah yang terjadi pada saat
ini, kita sebagai seorang muslimah begitu jauh dari hakikat sebenarnya, telah
kehilangan identitas dan kekuatan jiwa, namun tidak menyadarinya.

Di sisi lain,
kita juga menemukan muslimah yang kembali ke masa kejayaan jahiliyah
dengan menyukai mistik keuntungan fatamorgana lewat arisan dan berbagai hal
lain yang menggadaikan harga diri dan iffah mereka. Itu semua adalah
misi-misi orang barat, yang notabenenya Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan
Islam dengan “7F” yaitu food, film, fashion of life style, free
thingkers, financial, faith, and friction. Bahkan mereka juga
menambahkan freedom of religion dan frustration, semuanya ini
mempunyai dampak yang begitu luas bagi kaum muslimin khususnya di kalangan
muslimah terutama di Indonesia.
Sejarah telah
membuktikan, betapa karir gemilang ukiran tokoh-tokoh legendaris dunia tidak
dapat dipisahkan dari sentuhan lembut cinta seorang wanita. Betapa banyaknya
pula persaudaraan mukmin terputus hanya karena fitnah wanita. Seorang anak tega
meninggalkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita. Islam datang memberikan
solusi terhadap permasalahan umatnya dari yang sekecil-kecilnya sampai ke yang
sebesar-besarnya. Bahkan Al-Quran dan sunnah pun telah memaparkan tips-tips
yang penting dilaksanakan dan dijaga dalam membentuk muslimah yang
berkredibiliti unggul. Mulai dari syakhsiah muslimah terhadap Robbnya,
diri, kedua orang tua, suami, anak-anak, kereabat, jiran, saudara,
sahabat dan masyarakat.
Islampun telah
merangka sebuah kehidupan yang sangat perfect dalam membina kepribadian
muslimah. Tapi muslimah itu lalai dalam mencari dan menerimanya. Misalnya dalam
menjalani fatroh pertunangan, muslimah tidak mudah terpedaya dengan desakan
tunangan untuk melakukan hal-hal yang menjatuhkan dan menodai muruah diri dan
keluarga, serta dalam pemilihan seorang suami muslimah perlu mempunyai pegangan
agar tidak mudah goyah apabila terpaksa menerima pilihan keluarga yang terpikat
dengan rupa, harta, atau kedudukan yang tidak memiliki dîn.
Menjelmakan roh idola srikandi Islam
Siapa sih
yang nggak kenal dengan Ummu Sulaim? Rugi banget kalau nggak
tahu… Dialah seorang idola pilihan Islam, ketika ia dan anak-anaknya
memaparkan kecekalan dan kekuatan imannya, dalam keadaan suaminya Malik Bin
Dinar berada dalam kekufuran dan menentang Islam. Begitu juga dengan sohabiyat
lainnya seperti Ummu Habibah Binti Abi Sofyan dalam memperthankan akidah
dan agamanya pada hari suami kesayanganya murtad.
Suatu asas yang
perlu dijaga dan diperhatikan oleh seorang muslimah ialah menjaga agamanya,
kesucian akidahnya, dan menjadi muslimah yang diridhoi Allah. Seorang
muslimah yang tidak mempunyai kekuatan iman niscaya tidak akan merasakan
kemulian dirinya sebagai seorang muslimah. Tapi jika ia mempunyai iman yang
kuat, akidah yang mantap niscaya ia tidak akan mudah terbawa arus yang
menjatuhkannya ke jurang kehinaan, apalagi dalam menjalani kehidupan yang glamour.
Dengan pakaian iman dan takwa inilah ia mampu membentuk dirinya,
mempertimbangkan suatu perkara dengan bijaksana, menghiasi kesehariannya dengan
pebuatan dan perkataannya yang tidak melukai perasaan orang lain.
Berpikir sebelum bertindak dan berbuat serta tidak gegabah dalam menghadapi
masalah. Walupun dalam keadaan marah ia masih bertindak dengan bijaksana dan
terkendali dengan kekuatan imannya.

Ibnu Qoyyim
berkata “Semasa ujian itu didatangkan, Allah telah menahan wahyu kepada
Rasulullah selama sebulan karena Aisyah, dan untuk mendatangkan hikmah yang
telah diqodho dan diqadarkan sebelumnya.” Kemudian kehebatan Aisyah
dari segi ma’rifat, kekuatan iman, ketauhidan, dan keyakinannya bahwa
Allah tidak akan menzalimi hambanya yang beriman, serta keyakinan terhadap
suaminya Rasulullah.
So… mulailah dari diri sendiri, mulailah detik ini juga. Bersiaplah menjadi wanita hebat karena kitalah Aisyah-Aisyah abad ini.
Wallahul
musta’an. Wallâhu ‘a’lam bish-showâb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar