Oleh: Mukrima
Azzahra Lc

Jika
kondisi dan tantangan belajar sedemikian berat, kira-kira apa sich
langkah yang bisa kita lakukan?
Di sini penulis
merincikannya menjadi beberapa poin.
Pertama, Perbaharui niat. Sebab salah
satu bentuk kesungguhan itu adalah kelurusan niat, visi dan orientasi. Jika
kita memiliki azam yang kuat, segala tantangan akan menjadi sebuah warna
kehidupan yang mesti dijalani dengan senang hati.
Kedua, jangan
pernah bolos kuliah dan aktiflah dalam ekskul.
Success is a journey,
not a destination, kesuksesan itu merupakan
sebuah proses yang dilakukan secara istimrar dengan kesungguhan, ketekunan dan juga
kesabaran yang sangat dalam menjalaninya.
Jangan anggap remeh ekskul, pilihlah yang sesuai dengan waktu dan kemampuan dan
nikmatilah.
Ketiga, kenalilah dosen sebab salah satu cara dalam mendapatkan ilmu adalah bergaul
dengan guru (shuhbatu’l ustadz).
Dengan mengenal dan memahami karakter guru kita akan banyak terbantu dalam
memahami pelajaran yang beliau sampaikan dan
semakin menyenangi maddah yang diberikan.
Keempat, beranikan diri berbahasa
Arab dan aktif dalam setiap muhadharah. Jangan pernah minder
dan tidak percaya diri dengan kemampuan. Ajukanlah pertanyaan ataupun itu hanya
sekedar tanggapan. Selalulah menambah kosakata baru setiap
hari dan praktekkan dengan teman dan dosen, karena kunci dari bahasa adalah
praktek.
Kelima, membaca materi yang akan dipelajari di rumah terlebih
dahulu sehingga ketika dosen menerangkan, kita bisa lebih fokus dan mengetahui
tambahan-tambahan yang ada. Tulislah
penjelasan tambahan tersebut untuk diulang lagi di rumah atau untuk membantu
membuat catatan kecil/talkhish dari maddah yang dibahas.
Jika kebanyakan
waktu kita berada di bangku perkulihaan, akan timbul pertanyaan, bagaimanakah
harmonisasi antara kuliah dengan aktivitas non kuliah? Sebab
tidak sedikit orang yang sukses secara akademis juga sukses aktivitas luarnya
seperti organisasi dan lain-lain. Selain itu kita di sini tidak hanya dituntut
untuk menuntut ilmu di kuliah. Karena ilmu yang didapatkan di kuliah belumlah
cukup bagi kita para thalabatul ilmi.
Kita benar-benar dituntut extra aktif dalam menikmati khazanah ilmu Islam di Mesir yang
merupakan qiblatu’l ilmi baik secara formal yaitu di kampus
ataupun nonformal di luar kampus. Dan seorang pelajar sejati tidak akan pernah
puas dengan ilmu yang didapati dari kuliah saja. Karena sukses akademis saja
tidak bisa menjadi barometer mutlak bagi pelajar sejati. Untuk mewujudkan semua
ini, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:


Kedua, adanya keseimbangan (balance) di
antara pentingnya kuliah dan aktivitas luar kuliah yang juga sudah menanti.
Keseimbangan hanya bisa dilakukan oleh orang yang bisa memanajemen waktu.
So…kembali kepada masing-masing kita apakah bisa menjalaninya dengan
baik atau sebaliknya.
DO
IT NOW!!! “Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenarnya
kita tidak akan pernah melangkah…”(AH
Nayyar, Ph.D. Presiden Peace Coalition)
The time passes quickly, jadi tunggu apalagi? Skala prioritas adalah
kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi dan pasti sebagai thalabatul ilmi prioritas kita adalah belajar dan
belajar untuk mewujudkan cita-cita menjadi penerang umat nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar