Minggu, 02 September 2012

Back to Campus


Oleh: Mukrima Azzahra Lc

Liburan sudah berakhir, saatnya untuk back to Campus…Pada prinsipnya, yang dimaksud oleh mahasiswa dari back to campus adalah mengaktifkan diri kembali dalam kegiatan belajar guna mendapatkan ilmu dan prestasi yang dicita-citakan. Bukan hanya datang ke kampus sekedar setor muka, ngerumpi dan lain sebagainya dari kegiatan yang tidak bermanfaat. Atau sekedar mengikuti kuliah, duduk di kelas, dengar dan pulang. Karena, selain harus datang ke kuliah, kita juga harus bisa membagi waktu di rumah untuk menguasai dan memahami diktat kuliah agar bisa berperan aktif dalam percakapan ber-bahasa Arab dan diskusi di kelas.belum lagi mempersiapkan diri untuk ekskul seperti tahfiz al-Quran, kultum bahasa Arab dan berbagai kegiatan yang diselenggarakan BEM. Semua ini peluang peningkatan potensi dan prestasi bagi setiap mahasiswa.

Jika kondisi dan tantangan belajar sedemikian berat, kira-kira apa sich langkah yang bisa kita lakukan?
Di sini penulis merincikannya menjadi beberapa poin.
Pertama, Perbaharui niat. Sebab salah satu bentuk kesungguhan itu adalah kelurusan niat, visi dan orientasi. Jika kita memiliki azam yang kuat, segala tantangan akan menjadi sebuah warna kehidupan yang mesti dijalani dengan senang hati.
Kedua, jangan pernah bolos kuliah dan aktiflah dalam ekskul. Success is a journey, not a destination, kesuksesan itu merupakan sebuah proses yang dilakukan secara istimrar dengan kesungguhan, ketekunan dan juga kesabaran yang sangat dalam menjalaninya. Jangan anggap remeh ekskul, pilihlah yang sesuai dengan waktu dan kemampuan dan nikmatilah.
Ketiga, kenalilah dosen sebab salah satu cara dalam mendapatkan ilmu adalah bergaul dengan guru (shuhbatu’l ustadz). Dengan mengenal dan memahami karakter guru kita akan banyak terbantu dalam memahami pelajaran yang beliau sampaikan dan semakin menyenangi maddah yang diberikan.
Keempat,  beranikan diri berbahasa Arab dan aktif dalam setiap muhadharah. Jangan pernah minder dan tidak percaya diri dengan kemampuan. Ajukanlah pertanyaan ataupun itu hanya sekedar tanggapan. Selalulah menambah kosakata baru setiap hari dan praktekkan dengan teman dan dosen, karena kunci dari bahasa adalah praktek.
Kelima, membaca materi yang akan dipelajari di rumah terlebih dahulu sehingga ketika dosen menerangkan, kita bisa lebih fokus dan mengetahui tambahan-tambahan yang ada. Tulislah penjelasan tambahan tersebut untuk diulang lagi di rumah atau untuk membantu membuat catatan kecil/talkhish dari maddah yang dibahas.
Jika kebanyakan waktu kita berada di bangku perkulihaan, akan timbul pertanyaan, bagaimanakah harmonisasi antara kuliah dengan aktivitas non kuliah? Sebab tidak sedikit orang yang sukses secara akademis juga sukses aktivitas luarnya seperti organisasi dan lain-lain. Selain itu kita di sini tidak hanya dituntut untuk menuntut ilmu di kuliah. Karena ilmu yang didapatkan di kuliah belumlah cukup bagi kita para thalabatul ilmi. Kita benar-benar dituntut extra aktif dalam menikmati khazanah ilmu Islam di Mesir yang merupakan qiblatu’l ilmi baik secara formal yaitu di kampus ataupun nonformal di luar kampus. Dan seorang pelajar sejati tidak akan pernah puas dengan ilmu yang didapati dari kuliah saja. Karena sukses akademis saja tidak bisa menjadi barometer mutlak bagi pelajar sejati. Untuk mewujudkan semua ini, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
Pertama, optimalisasi waktu. Mungkin kita sering berapologi dengan kesibukan untuk menghindari beban, mencari alasan untuk pembenaran kesalahan dan bermalas-malasan untuk sebuah perubahan karena sulitnya keaadaan dan minimnya kemampuan, sehingga apapun yang kita lakukan tidak ada yang membuahkan hasil maksimal. Janganlah sampai kita termasuk golongan the quitters, yaitu orang yang tergesa-gesa, ingin mendapatkan hasil terbaik namun tidak berani mengambil resiko. Atau orang yang hanya mendapatkan hasil setengah-setengah yang disebut sebagai the campers, yaitu orang yang hanya puas dengan apa yang sudah ia dapatkan, padahal ia baru menghadapi sebagian tantangan dalam hidupnya. Maka berusahalah untuk menjadi the climbers, yaitu pendaki abadi yang mampu mengambil resiko dan tantangan apapun dengan kemampuannnya dalam menyeimbangkan antara yang muhim dan aham, sehingga ia benar-benar sampai di puncak kemenangan.

Kedua, adanya keseimbangan (balance) di antara pentingnya kuliah dan aktivitas luar kuliah yang juga sudah menanti. Keseimbangan hanya bisa dilakukan oleh orang yang bisa memanajemen waktu.
So…kembali kepada masing-masing kita apakah bisa menjalaninya dengan baik atau sebaliknya.
DO IT NOW!!! “Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenarnya kita tidak akan pernah melangkah…”(AH Nayyar, Ph.D. Presiden Peace Coalition)
The time passes quickly, jadi tunggu apalagi? Skala prioritas adalah kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi dan pasti sebagai thalabatul ilmi prioritas kita adalah belajar dan belajar untuk mewujudkan cita-cita menjadi penerang umat nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar