Resensi
Oleh : Desi Yusdian, Lc.
Judul buku :
Ayqizh Qudratak wa lshna’ Mustaqbalak
Penulis : Dr.
Ibrahirn Faqiy
Penerbit : Dar
Ar-Rayah
Junlah halaman
:133
Tahun terbit
:2008
Dalam buku ini Dr. Ibrahim Faqiy menjelaskan hal tersebut secara lugas. Bukankaah Allah berfirman “Wafi anfusikum afala tubshirun?.” Oleh sebab itu, orang bijak mengatakar: “Di dalam jiwa seorang manusia terdapat harta karun yang melimpah ruah yang ditanamkan oleh Allah Swt. pada dirinya.” Di sini tampaklah bahwa manusia memiliki potensi dan energi ymg begitu kuat dan hebat, jika terus digali dan diolah maka hasilnya akan lebih optimal. Buku ini menjelaskm juga bahwa ketidaksanggupan seseorang mengeksplorasi potensi tersebut bukanlah ketetapan dari Allah. Tapi itu karena kelemahan mereka sendiri dalam membaca dan menggalinya.
Banyak faktor menyebabkan potensi itu membeku dan kerap tidak berpengaruh dalam kehidupan. Di antara penghalang tersebut adalah rasa takut yang berlebihan, yang membuat kita tidak berani nengambil resiko. Kekurangan dari segi kesehatan fisik juga sering dijadikan alasan untuk tidak berbuat banyak. Selain itu ia juga memberikan beberapa contoh dari pribadi-pribadi sukses sebagai bentuk pendekatan riil dan dapat dicerna oleh siapapun.
Dr. Zaki Ustmao seorang anak yang dilahirkan dalam keadaan cacat, namun ia mampu memperlihatkan pada dunia bahwa cacat bukanlah penghalang untuk meraih masa depan. Ketika berumur satu talun setengah ia menderita penyakit panas yang ganas. Penyakit ini mengakibatkan sebagian anggota tubulmya tidak berfungsi. Hal tersebut tidak menghalanginya untuk menjadi pribadi yang sukses. Ia pun terus berupaya sesuai dengan kondisi yang ada. Walhasil, kesuksesan dan kegemilangan yang beliau raih jauh mengalahkan mereka yang normal.
Nyatalah, setiap individu yang diciptakan Allah berpotensi untuk menjadi pribadi yang sukses. Untuk bisa menggapai cita-cita tesebut bangkitkanlah potensi yang ada. Potensi ibarat harta karun yang melimpah ruah. Setelah itu rancanglah masa depan seperti apa yang Anda inginkan.
Watazawwadu, fa inna khaira az-zadi at-taqwa (dan berbekallah, maka sesungguhnya bekal terbaik adalah takwa)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar