Peringatan diri
Wahai
diri ...
Lihatlah
kematian melalui cermin jenazah orang lain...
Ada
kepucatan diwajah tak berona...
Suatu
hari wahai diri ...
Engkaupun
terbaring kaku seperti saudaramu yang telah mendahului..
Dia-lah
yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian
(dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan
sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang
ditentukan dan supaya kamu memahami(nya) (QS
AL Mu’min 40 : 67)
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Perbanyaklah olehmu
mengingat kematian, si penghancur segala kesenangan duniawi.' (HR Ahmad).
Wahai
diri ...
Lihatlah
wajah orang orang yang ditinggalkan berurai air mata..
Tampak
kesedihan meniti kepedihan...
Alangkah
sengsaranya duka ...
Suatu
hari wahai diri ...
Engkaupun
ditinggalkan orang orang tercinta ..
Ummu
Athiyyah Radliyallaahu 'anhu
berkata, Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam telah mengambil janji pada kami agar tidak
meratapi kematian [Muttafaq
Alaihi]
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra, ia berkata, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar
pipi (ketika tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa
Jahiliyah (meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka). (Shahih Muslim No.148)
Wahai
diri ...
Kepastian
yang Allah miliki ...
Takkan
pernah bisa dihalangi oleh ciptaanNya ..
Karena
makhluk hanyalah penerima semua ketentuan ..
Kebahagiaan
hidup ataupun kesusahan ..
Merupakan
bagian ketetapan yang mesti dijalani ...
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata. (QS Al Ahzaab 33 : 36)
(Hukum-hukum
tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah
kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan
melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api
neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS An Nisaa’ 4 : 13 – 14)
Wahai
diri ...
Keluhan
tak banyak membantu ...
Begitu
juga sorak sorai kebahagiaan tak diinginiNya ...
Bukan
rasa suka atau sebaliknya yang diminta ..
Hanya
rasa syukur tanda keikhlasan ...
Mampukah
mukhlis engkau .. wahai diri ...
dan
(aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan
ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. (QS Yunus 10 : 105)
Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya. (QS An Nisaa’ 4 : 125)
Wahai
diri ...
Banyak
tantangan yang harus dilalui..
Sukarnya
rintangan bukanlah akhir kesulitan...
Pernahkah
engkau tahu ... wahai diri ...
Setitik
air diujung jari ... begitulah dunia yang fana ini ...
Berfikirlah
wahai diri ...
Akankah
engkau gantungkan akhiratmu pada kefanaan yang ada ... ?
Perbandingan
dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam
laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR Muslim dan Ibnu Majah)
Sesuatu
yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya
Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala
akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS Ali 'Imraan 3 : 145)
Dapat
diperkirakan bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana
orang-orang yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat
bertanya : Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah? Beliau
menjawab : Tidak, bahkan saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi
seperti buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa penyakit wahan. Mereka
bertanya lagi : Apa itu penyakit wahan, ya Rasulullah? Beliau menjawab :
Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut mati. (HR Abu Dawud)
Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan[714]. (QS Huud 11 : 15 - 16)
[714]. Maksudnya: apa yang mereka usahakan di dunia itu tidak
ada pahalanya di akhirat
Wahai
diri ...
Telah
banyak contoh diberikan Allah ...
Dari
kehidupan manusia terdahulu yang telah usai ...
Meskipun
hanya tinggal cerita dalam sejarah...
Namun
... Fir'aun ... Qarun ... takkan lepas dari kisah kemungkaran pada Allah ...
Lihatlah
juga teladan melalui kisah lama ..
Bagaimana
Sulaiman ... Ibrahim ... Musa ... Muhammad ... diuji namun tetap beriman ...
Dan
mereka senantiasa takut kepada Allah ...
Lalu
siapakah kita ... wahai diri ... hinggakan berani menantang dan ingkar ... ?
dan
(juga) Karun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka
Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi
mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang
luput (dari kehancuran itu) (QS
Al 'Ankabuut 29 : 39)
Dan
sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya
mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hambanya yang beriman." (QS
An Naml 27 : 15)
Dan
Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya
masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah
Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud,
Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS
Al An'aam 6 : 84)
Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada
Allah dan hanif[843].
Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),
(QS An Nahl 16 : 120)
[843]. Hanif maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada
kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.(QS Al Ahzaab
33 : 21)
Dan
(ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka, (dikatakan
kepada mereka): "Bukankah (azab) ini benar?" Mereka menjawab:
"Ya benar, demi Tuhan kami." Allah berfirman "Maka rasakanlah
azab ini disebabkan kamu selalu ingkar."(QS Al Ahqaaf 46 : 34)
Tak
ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya
sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras.
Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).(QS Al Israa' 17 : 58)
Dan
barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan[1046].(QS An Nuur 24 : 52)
[1046]. Yang dimaksud dengan takut kepada Allah ialah takut kepada Allah
disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan takwa ialah memelihara diri
dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.
Ingat
ingatlah wahai diri ...
Ini
hanyalah sedikit peringatan ...
Dari
banyaknya godaan yang menyesatkan ..
Dari
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran
hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya;
jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya
iman. (HR. Muslim)
Wallahu
'alam bishshawab ... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar